SUMENEP, (TrendiKabar.com) – Selasa, 6 Mei 2025, Kehangatan pagi berubah menjadi percakapan penuh makna saat Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, H. Zainal Arifin, SH., secara tak terduga bertemu dengan sejumlah pedagang sapi asal Kecamatan Rubaru. Momen itu terjadi di sebuah rumah makan di kawasan Jl. Jokotole, Gedungan Timur, Kecamatan Batuan, saat sang ketua sedang bersantap siang.
Alih-alih menjadi pertemuan formal, suasana santai dan penuh keakraban justru menjadi jembatan penyambung antara pemimpin daerah dan rakyatnya. Dalam obrolan sederhana itulah, tersampaikan harapan besar dari para pedagang: penambahan dan revitalisasi pasar sapi di Kabupaten Sumenep.
“Pasar sapi ini bukan cuma tempat jual-beli, Pak. Ini sumber nafkah kami. Tapi sekarang, kami kekurangan tempat yang layak. Yang dikelola Pemkab cuma di Lenteng, dan itu pun hanya buka hari Minggu,” ujar salah seorang pedagang, sembari menyebut pasar di Pamolokan yang dikelola desa sebagai satu-satunya alternatif lain.
Mereka berharap, ada pasar baru di wilayah tengah seperti Kecamatan Batuan, agar tidak perlu menempuh jarak jauh ke Pakandangan atau Lenteng. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya menghidupkan kembali pasar-pasar lama seperti di Rubaru dan Dasuk yang kini terbengkalai.

Ketua DPRD Zainal Arifin, yang memiliki latar belakang sebagai mantan pedagang sapi, menyambut hangat aspirasi tersebut. Baginya, suara rakyat terutama dari kalangan akar rumput harus benar-benar didengar dan diperjuangkan.
“Saya paham betul apa yang mereka rasakan. Pasar bukan hanya soal tempat transaksi, tapi soal keberlangsungan hidup. Banyak cara yang bisa ditempuh, mulai dari menggratiskan karcis, memberi subsidi, hingga mempermudah sistem pembayaran. Yang penting, kita hidupkan dulu pasar yang sudah ada,” ujarnya.
Namun demikian, Zainal juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam perencanaan. Ia menyebut bahwa pemerintah daerah sebelumnya pernah menelan kerugian dalam proyek pembangunan pasar. Karena itu, pendekatan berbasis kebutuhan riil dan kajian lapangan harus menjadi dasar setiap kebijakan.
“Yang mereka sampaikan bukan keluhan kosong. Ini harapan yang nyata. Dan saya siap menjadi penyambung lidah mereka ke Pemkab,” tegasnya.
Percakapan singkat itu mungkin hanya berlangsung beberapa menit, namun isinya mencerminkan relasi yang hangat dan harapan yang kuat: bahwa antara pemimpin dan rakyatnya, masih ada ruang untuk saling mendengar dan bergerak bersama.
Penulis : Harnawi
Editor : (Red)



























