BSPS di Ambang Skandal: Puluhan Kepala Desa dan Pendamping Dikepung Ketakutan Usai Laporan Masuk ke Kejati

- Publisher

Selasa, 20 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Puluhan kepala desa dan pendamping BSPS tampak ketakutan di bawah sinar rembulan simbol kecemasan atas laporan dugaan korupsi yang mulai diusut Kejaksaan. (Ilustrasi Kritis)

Foto: Puluhan kepala desa dan pendamping BSPS tampak ketakutan di bawah sinar rembulan simbol kecemasan atas laporan dugaan korupsi yang mulai diusut Kejaksaan. (Ilustrasi Kritis)

Oleh: Aliansi Masyarakat Sumenep Peduli (AMSP) 

SUMENEP- Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang seharusnya menjadi tumpuan harapan masyarakat miskin untuk memperoleh rumah layak, kini berubah menjadi sumber kekhawatiran mendalam bagi puluhan pelaksana di Kabupaten Sumenep. Setelah laporan resmi yang memuat dugaan penyimpangan masuk ke Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, gelombang kepanikan mulai terasa.

Sebanyak 50 kepala desa dan 50 pendamping teknis dikabarkan dalam kondisi gelisah. Malam-malam mereka kini dilalui dalam ketakutan. Beberapa sumber menyebut mereka “menunggu pagi dengan lutut gemetar” ungkapan yang menggambarkan tekanan psikis yang muncul akibat bayang-bayang hukum yang semakin dekat.

Laporan yang diterima menyebut indikasi kuat adanya praktik pembangunan fiktif, pemalsuan data penerima manfaat, hingga dugaan pemanfaatan unit rumah bantuan sebagai alat pembayaran utang pribadi oleh oknum kepala desa. Salah satu desa yang disebut secara eksplisit dalam laporan adalah Desa Sabuntan, Kecamatan Sapeken menjadi contoh bagaimana program rakyat bisa dibelokkan menjadi alat transaksi kepentingan sempit.

Meskipun belum ada keterangan resmi dari aparat penegak hukum mengenai status perkara, indikasi awal dalam laporan tersebut mencerminkan adanya pola penyalahgunaan sistemik di lapangan. Jika benar terjadi, ini menunjukkan lemahnya pengawasan dari hulu ke hilir, terutama di kawasan kepulauan yang minim sorotan publik dan media.

Situasi ini bukan semata perkara individu. Ini adalah cermin dari lemahnya kontrol dan lemahnya transparansi dalam pelaksanaan program bantuan negara. Dan yang paling dirugikan tentu adalah warga miskin yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama.

Penting untuk ditekankan: setiap dugaan harus diuji melalui proses hukum yang adil dan transparan. Namun membiarkan ketertutupan atau memperlambat penindakan hanya akan menambah keraguan publik. Terlebih lagi, jika laporan yang sama dari desa-desa lain memang benar sedang disiapkan untuk menyusul, maka kita tengah menghadapi potensi skandal berjemaah.

Publik berhak tahu: siapa yang bertanggung jawab atas kekacauan ini? Siapa yang bermain di balik data yang disulap? Dan bagaimana negara menjamin bahwa rumah bantuan benar-benar jatuh ke tangan yang berhak?

Opini ini adalah seruan agar hukum ditegakkan setegak-tegaknya, dan agar program bantuan sosial tidak lagi dibiarkan menjadi ladang gelap transaksi kotor. Sebab ketika rumah rakyat dijadikan alat permainan, maka yang sedang dihancurkan bukan hanya bangunan, melainkan kepercayaan rakyat itu sendiri.

Editor : (Red)

Berita Terkait

Festival Musik Tongtong 2025: “Sat Set Sot” dari Pasongsongan Siap Guncang Panggung Perdana
Kejati Jatim Kembangkan Kasus Korupsi BSPS Sumenep, Tidak Berhenti pada Empat Tersangka
Empat Tersangka Korupsi BSPS Sumenep 2024 Resmi Ditahan, Kerugian Negara Capai Rp26 Miliar
Ketika Kritik Jadi Luka: Boikot Trans7 dan Luka Budaya Media
Bea Cukai Madura: Gagah di Warung, Tumpul di Pabrik?
Kantor Pos Sumenep Akui Pungutan Parkir Hasil Kerja Sama Pusat, Publik Pertanyakan Legalitas dan Transparansi
Kantor Pos Sumenep Kenakan Tarif Parkir, Publik Pertanyakan Legalitas
Satresnarkoba Polres Sumenep Ringkus Warga Gadu Timur Saat Edarkan Sabu di Tegalan

Berita Terkait

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 16:28 WIB

Festival Musik Tongtong 2025: “Sat Set Sot” dari Pasongsongan Siap Guncang Panggung Perdana

Kamis, 16 Oktober 2025 - 22:04 WIB

Kejati Jatim Kembangkan Kasus Korupsi BSPS Sumenep, Tidak Berhenti pada Empat Tersangka

Selasa, 14 Oktober 2025 - 22:59 WIB

Empat Tersangka Korupsi BSPS Sumenep 2024 Resmi Ditahan, Kerugian Negara Capai Rp26 Miliar

Selasa, 14 Oktober 2025 - 16:57 WIB

Ketika Kritik Jadi Luka: Boikot Trans7 dan Luka Budaya Media

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Bea Cukai Madura: Gagah di Warung, Tumpul di Pabrik?

Berita Terbaru

Foto ilustrasi: Simulasi suasana razia rokok ilegal antara petugas dan pemilik toko kelontong di Madura (Dok. TrendiKabar.com)

Opini

Bea Cukai Madura: Gagah di Warung, Tumpul di Pabrik?

Sabtu, 11 Okt 2025 - 09:22 WIB