SURABAYA, (TrendiKabar.com) – Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi peternakan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur bertajuk “Sinergi dan Inovasi TPID Jawa Timur untuk Menjaga Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan” di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (17/3/2025).
Peran Strategis Sektor Peternakan
Dalam paparannya, Indyah Aryani menjelaskan bahwa sektor peternakan memiliki peran penting dalam pengendalian inflasi, terutama melalui penguatan produksi dan distribusi hasil ternak. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengawasan cold storage guna menjaga ketersediaan stok produk peternakan saat permintaan meningkat serta memastikan kualitas produk tetap aman dikonsumsi masyarakat.
Sejumlah kebijakan telah diterapkan untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak di Jawa Timur, di antaranya:
1. Subsidi Semen Beku
Pemprov Jatim menyediakan subsidi sebanyak 90.000 dosis semen beku untuk sapi jenis Simental, Limousin, Peranakan Ongole (PO), dan Madura, serta 6.000 dosis untuk Friesian Holstein (FH). Langkah ini bertujuan meningkatkan populasi dan kualitas genetik sapi di Jawa Timur.
2. Pengawasan Produksi dan Peredaran Bibit Ternak
Dinas Peternakan memastikan produksi dan distribusi bibit ternak sesuai standar Good Breeding Practice dan Good Farming Practice guna menjamin kesehatan dan produktivitas hewan ternak.
3. Optimalisasi Pakan Ternak
Pemerintah memfasilitasi alat dan mesin pengolah pakan, distribusi bibit rumput, serta pelatihan pengawetan hijauan pakan ternak (HPT) seperti amoniasi jerami dan silase untuk mendukung ketersediaan pakan berkualitas.
4. Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)
Upaya pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit seperti PMK, LSD, Brucellosis, Antraks, Avian Influenza, dan parasit hewan terus dilakukan guna memastikan kesehatan hewan ternak dan keamanan pangan.
5. Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS)
Pemprov Jatim mendorong program asuransi bagi peternak untuk melindungi mereka dari risiko kematian ternak akibat penyakit atau bencana.
6. Penguatan Kemitraan dan Kelembagaan Peternak
Pemerintah bersinergi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam pengawasan kemitraan usaha peternakan serta mendorong pembentukan kelembagaan peternak guna meningkatkan daya saing dan akses pasar.
7. Fasilitasi Akses Pembiayaan dan Investasi Peternakan
Peternak diberikan akses terhadap pembiayaan berbunga rendah serta bahan promosi investasi, seperti Investment Profile (IPRO), Memo Info, dan peta potensi peluang investasi sektor peternakan.
Mendorong Hilirisasi
Dalam pertemuan tersebut, Indyah Aryani juga menyoroti pentingnya hilirisasi di sektor peternakan untuk meningkatkan kualitas, keamanan pangan, serta nilai tambah produk hewani.
“Hilirisasi peternakan tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga menjamin keamanan pangan dan memperluas peluang pasar bagi peternak. Oleh karena itu, regulasi dan inovasi dalam sektor ini terus kami dorong,” ujarnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Pemprov Jatim berupaya memastikan ketahanan pangan dan stabilitas harga tetap terjaga, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Idulfitri. Sinergi antara TPID, pemerintah daerah, dan pelaku usaha di sektor peternakan diharapkan mampu mengantisipasi gejolak harga serta meningkatkan kesejahteraan peternak di Jawa Timur.
Editor : (Red)